jump to navigation

Dinasti Saudi – Wahabi : Darimana Mereka Berasal? Jumat, 31 Juli, 2009

Posted by Quito Riantori in About Wahabism-Salafism.
trackback

DAN SIAPA SESUNGGUHNYA NENEK-MOYANG MEREKA?

Bush & Saud666

Penelitian dan Pemaparan Mohammad Sakher:
Setelah menemukan fakta-fakta di bawah ini, Rejim Saudi memerintahkan untuk membunuhnya.

Apakah anggota keluarga Saudi berasal dari Suku Anza bin Wa’il seperti pengakuannya?
Apakah agama mereka Islam?
Apakah mereka asli Bangsa Arab?

Di Najd, pada tahun 851 H serombongan bani Al-Masalikh, keturunan Suku Anza, membentuk sebuah kafilah dipimpin oleh Sahmi bin Hathlul, ditugaskan untuk membeli bahan makanan, biji-bijian gandum dan jagung ke Iraq. Ketika sampai di Bashra, mereka langsung menuju ke sebuah toko pakan yang pemiliknya seorang Yahudi bernama Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe.

Ketika sedang berlangsung tawar-menawar, Yahudi si pemilik toko bertanya kepada mereka: “Berasal dari suku manakah Anda?”. Mereka menjawab: “Kami berasal dari Bani Anza”, salah satu Suku Al-Masalikh”. Mendengar nama suku itu disebut, orang Yahudi itu memeluk mereka dengan mesra sambil mengatakan bahwa dirinya juga berasal dari Suku Al-Masalikh, namun menetap di Bashra, Iraq karena permusuhan keluarga antara ayahnya dengan anggota Suku Anza lainnya.

Setelah Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe mengatakan kepada mereka ceritera yang direkayasa mengenai dirinya, dia kemudian memerintahkan kepada pembantunya untuk menaikkan barang-barang belanjaan kafilah itu ke atas Unta-unta mereka.

Sikap Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe yang dinilai baik dan tulus itu membuat kagum rombongan bani Masalikh dan sekaligus menimbulkan kebanggaan mereka karena bertemu saudara sesama suku di Iraq – dimana mereka mendapatkan bahan makanan yang sangat mereka perlukan, mereka percaya kepada setiap kata yang diucapkan Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe, karena dia seorang pedagang kaya komoditi pakan, mereka menyukai Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe (walaupun sebenarnya dia bukan orang Arab dari suku Al-Masalikh, tapi seorang Yahudi yang berpura-pura)

Saat kafilah sudah siap akan kembali ke Najd, pedagang orang Yahudi itu meminta ijin menumpang dengan mereka pergi ke tempat asalnya, Najd. Permintaan pedagang Yahudi itu diterima dengan senang hati oleh rombongan bani Al-Masalikh.

Akhirnya Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe sampai di Najd. Di Najd ia mulai menyebarluaskan propaganda dirinya dibantu beberapa orang dari bani Al-Masalikh yang baru tiba bersama-’sama dia dari Bashra. Propagandanya berhasil, sejumlah orang mendukungnya, tetapi ditentang oleh yang lain dipimpin oleh Shaikh Saleh Salman Abdullah Al-Tamimi, ulama di kota Al-Qasim, yang wilayah dakwahnya meliputi Najd, Yaman dan Hijaz.

Ia mengusir Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe ( nenek moyang Keluarga Saudi yang saat ini berkuasa ) dari kota Al-Qasim ke kota Al-Ihsa, di sana ia mengganti namanya menjadi Markhan bin Ibrahim Musa . Kemudian dia pindah ke daerah Dir´iya dekat Al-Qatif. Di daerah ini dia mulai menyebarkan ceritera rekayasa kepada penduduk mengenai Perisai Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam yang dirampas sebagai rampasan perang oleh orang musyrik Arab sewaktu Perang Uhud. Perisai itu kemudian dijual oleh orang musyrik Arab kepada Suku Yahudi Bani Qunaiqa dan menyimpannya sebagai koleksi barang berharga. Perlahan tapi pasti, Markhan bin Ibrahim Musa menanamkan pengaruhnya di antara orang-orang Badui melalui ceritera fiktif yang hal ini memberitahu kita bagaimana berpengaruhnya suku-suku Yahudi di Arab dengan menempati kedudukan terhormat.

Dia menjadi orang penting diantara suku Badui dan memutuskan untuk tetap tinggal di kota Dir´iya, dekat Al-Qatif kemudian memutuskan menjadikannya sebagai ibukota di Teluk Persia. Ia bercita-cita menjadikan kota itu sebagai batu loncatan untuk membangun kerajaan Yahudi di Tanah Arab.

Dalam rangka memenuhi ambisisnya, dia mulai mendekati dan mempengaruhi suku Arab Badui padang pasir untuk mendukung posisinya, kemudian menobatkan dirinya sebagai raja mereka.

Pada saat yang genting ini, Suku Ajaman bersama-sama dengan Suku Bani Khalid mencium bahaya Yahudi licik ini dan sangat mengkhawatirkan rencana jahatnya, karena dia telah dapat mengukuhkan identitasnya sebagai orang Arab. Mereka sepakat untuk menghentikannya, kemudian menyerang kota Dar’iya dan berhasil menaklukannya, tetapi sebelum menawan Markhan bin Ibrahim Musa, dia melarikan diri.

Dalam pelariannya, Yahudi nenek moyang Keluarga Saudi (Mordakhai) mencari perlindungan di sebuah perkebunan Al-Malibiid-Ghusaiba dekat Al-Arid, milik orang Arab. Sekarang kota itu bernama Al-Riyadh.

Mordakhai meminta perlindungan politik kepada pemilik perkebunan. Pemiliknya yang ramah itu kemudian segera memberikan tempat perlindungan. Namun belum juga sampai sebulan dia tinggal di perkebunan itu, Mordakhai membunuh pemilik beserta anggota keluarganya, kemudian mengarang ceritera bahwa mereka dibunuh oleh perampok. Dia juga mengaku telah membeli real estate dari pemiliknya sebelum kejadian tragis itu. Maka tinggallah dia disana sebagai pemilik tanah yang baru, kemudian daerah itu diberi nama baru Al-Di’riya, nama yang sama dengan tempat sebelumnya yang ia tinggalkan.

Yahudi nenek moyang Keluarga Saudi (Mordakhai) segera membangun sebuah “Guest House” yang disebutnya “Madaffa” di atas tanah yang direbut dari korbannya. Kemudian berkumpullah disekelilinya kelompok munafik yang mulai menyebarkan propaganda bohong bahwa Mordakhai adalah seorang Seikh Arab terkemuka. Mereka merencanakan membunuh Sheikh Saleh Salman Abdullah Al-Tamimi, musuh bebuyutan Mordakhai dan berhasil membunuhnya di sebuah mesjid di kota Al-Zalafi.

Mordakhai puas telah berhasil membunuh Sheikh Saleh Salman Abdullah Al- Tamimi, kemudian menjadikan Al-Dir’iya sebagai tempat tinggalnya. Di Al-Dir’iya dia berpoligami dan beranak’pinak, anak-anaknya diberi nama asli Arab.

Sejak saat itu keturunan dan kekuasaan mereka tumbuh berkembang di bawah nama Suku Saudi, mereka juga mengikuti jejak Mordakhai dan kegiatannya dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi serta berkonspirasi melawan bangsa Arab. Secara ilegal mereka menguasai daerah pedalaman dan tanah-tanah perkebunan, membunuh setiap orang yang mencoba menghalangi rencana jahat mereka. Untuk mempengaruhi penduduk di wilayah itu, mereka menggunakan segala macam jenis tipu daya untuk mencapai tujuannya: mereka suap orang-orang yang tidak sefaham dengan uang dan perempuan. Mereka suap penulis sejarah untuk menuliskan biografi sejarah keluarganya yang bersih dari kejahatan, dibuatkannya silsilah keluarga bersambung kepada Suku Arab terhormat seperti Rabi’á, Anza dan Al-Masalikh.

Seorang munafik jaman kiwari bernama Mohammad Amin Al-Tamimi – Direktur/Manager Perpustakaan Kontemporer Kerajaan Saudi, menyusun garis keturunan (Family Tree) untuk Keluarga Yahudi ini (Keluarga Saudi), menghubungkan garis keturunan mereka kepada Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam . Sebagai imbalan pekerjaannnya itu, ia menerima imbalan sebesar 35.000 (Tiga Puluh Lima Ribu) Pound Mesir dari Duta Besar Saudi Arabia di Kairo pada tahun 1362 H atau 1943 M. Nama Duta Besar Saudi Arabia itu adalah Ibrahim Al-Fadel.

Seperti disebutkan di atas, Yahudi nenek moyang Keluarga Saudi (Mordakhai), yang berpoligami dengan wanita-wanita Arab melahirkan banyak anak, saat ini pola poligami Mordakhai dilanjutkan oleh keturunannya, dan mereka bertaut kepada warisan perkawinan itu.

Salah seorang anak Mordakhai bernama Al-Maqaran, (Yahudi: Mack-Ren) mempunyai anak bernama Muhammad, dan anak yang lainnya bernama Saud, dari keturunan Saud inilah Dinasti Saudi saat ini.

Keturunan Saud (Keluarga Saud) memulai melakukan kampanye pembunuhan pimpinan terkemuka suku-suku Arab dengan dalih mereka murtad, mengkhianati agama Islam, meninggalkan ajaran-ajaran Al-Quran, dan keluarga Saud membantai mereka atas nama Islam.

Di dalam buku sejarah Keluarga Saudi halaman 98-101, penulis pribadi sejarah keluarga Saudi menyatakan bahwa Dinasti Saudi menganggap semua penduduk Najd menghina tuhan, oleh karena itu darah mereka halal, harta-bendanya dirampas, wanita-wanitanya dijadikan selir, tidak seorang islampun dianggap benar, kecuali pengikut sekte Muhammad bin Abdul Wahhab (yang aslinya juga keturunan Yahudi Turki).

Doktrin Wahhabi memberikan otoritas kepada Keluarga Saudi untuk menghancurkan perkampungan dan penduduknya, termasuk anak-anak dan memperkosa wanitanya, menusuk perut wanita hamil, memotong tangan anak-anak, kemudian membakarnya. Selanjutnya mereka diberikan kewenangan dengan Ajarannya yang Kejam ( Brutal Doctrin ) untuk merampas semua harta kekayaan milik orang yang dianggapnya telah menyimpang dari ajaran agama karena tidak mengikuti ajaran Wahhabi.

Keluarga Yahudi yang jahat dan mengerikan ini melakukan segala jenis kekejaman atas nama sekte agama palsu mereka (sekte Wahhabi) yang sebenarnya diciptakan oleh seorang Yahudi untuk menaburkan benih-benih teror di dalam hati penduduk di kota-kota dan desa-desa. Pada tahun 1163 H, Dinasti Yahudi ini mengganti nama Semenanjung Arabia dengan nama keluarga mereka, menjadi Saudi Arabia, seolah-olah seluruh wilayah itu milik pribadi mereka, dan penduduknya sebagai bujang atau budak mereka, bekerja keras siang dan malam untuk kesenangan tuannya, yaitu Keluarga Saudi.

Mereka dengan sepenuhnya menguasai kekayaan alam negeri itu seperti miliknya pribadi. Bila ada rakyat biasa mengemukakan penentangannya atas kekuasaan sewenang-wenang Dinasti Yahudi ini, dia akan di hukum pancung di lapangan terbuka .

Seorang putri anggota keluarga kerajaan Saudi beserta rombongannya sekali tempo mengunjungi Florida, Amerika Serikat, dia menyewa 90 (sembilan pukuh) Suite rooms di Grand Hotel dengan harga $1 juta semalamnya. Dapatkah kita memberikan komentar terhadap pemborosan yang dilakukan keluarga kerajaan seperti itu, yang pantas adalah: Dihukum pancung di lapangan terbuka.

Kesaksian bahwa nenek moyang Keluarga Saudi adalah Yahudi:

– Pada tahun 1960′an, pemancar radio “Sawt Al-Arab” di Kairo, Mesir, dan pemancar radio di Sana’a, Yaman, membuktikan bahwa nenek moyang Keluarga Saudi adalah Yahudi

– Raja Faisal Al-Saud tidak bisa menyanggah bahwa keluarganya adalah keluarga Yahudi ketika memberitahukan kepada the WASHINGTON POST pada tanggal 17 September 1969, dengan menyatakan bahwa: “Kami, Keluarga Saudi, adalah keluarga Yahudi: Kami sepenuhnya tidak setuju dengan setiap penguasa Arab atau Islam yang memperlihatkan permusuhannya kepada Yahudi, sebaliknya kita harus tinggal bersama mereka dengan damai. Negeri kami, Saudi Arabia merupakan sumber awal Yahudi dan nenek-moyangnya, dari sana menyebar ke seluruh dunia”. Itulah pernyataan Raja Faisal Al-Saud bin Abdul Aziz.

Hafez Wahbi, Penasihat Hukum Keluarga Kerajaan Saudi menyebutkan di dalam bukunya yang berjudul “Semenanjung Arabia” bahwa Raja Abdul Aziz yang mati tahun 1953 mengatakan: “Pesan Kami (Pesan Saudi) dalam menghadapi oposisi dari Suku-suku Arab, kakekku, Saud Awal, menceriterakan saat menawan sejumlah Shaikh dari Suku Mathir, dan ketika kelompok lain dari suku yang sama datang untuk menengahi dan meminta membebaskan semua tawanannya, Saud Awal memberikan perintah kepada orang-orangnya untuk memenggal kepala semua tawanannya, kemudian mempermalukan dan menurunkan nyali para penengah dengan cara mengundang mereka ke jamuan makan, makanan yang dihidangkan adalah daging manusia yang sudah dimasak, potongan kepala tawanan diletakkannya di atas piring.

Para penengah menjadi terkejut dan menolak untuk makan daging saudara mereka sendiri, karena mereka menolak untuk memakannya, Saud Awal memerintahkan memenggal kepala mereka juga. Itulah kejahatan yang sangat mengerikan yang telah dilakukan oleh orang yang mengaku dirinya sendiri sebagai raja kepada rakyat yang tidak berdosa, kesalahan mereka karena menentang terhadap kebengisannya dan memerintah dengan sewenang-wenang.

Hafez Wahbi selanjutnya menyatakan bahwa, berkaitan dengan kisah nyata berdarah yang menimpa Shaikh suku Mathir, dan sekelompok suku Mathir yang mengunjunginya dalam rangka meminta pembebasan pimpinan mereka yang menjadi tawanan Raja Abdul Aziz Al-Saud bernama Faisal Al-Darwis. Diceriterakannya kisah itu kepada utusan suku Mathir dengan maksud mencegah agar mereka tidak meminta pembebasan pimpinan mereka, bila tidak, mereka akan diperlakukan sama. Dia bunuh Shaikh Faisal Darwis dan darahnya dipakai untuk berwudlu sebelum dia shalat. (melaksanakan ajaran menyimpang Wahhabi). Kesalahan Faisal Darwis waktu itu karena dia mengkritik Raja Abul Aziz Al-Saud, ketika raja menandatangani dokumen yang disiapkan penguasa Inggris pada tahun 1922 sebagai pernyataan memberikan Palestina kepada Yahudi, tandatangannya dibubuhkan dalam sebuah konferensi di Al-Qir tahun 1922.

Sistem rejim Keluarga Yahudi (Keluarga Saudi) dulu dan sekarang masih tetap sama: Tujuan-tujuannya adalah: merampas kekayaan negara, merampok, memalsukan, melakukan semua jenis kekejaman, ketidakadilan, penghujatan dan penghinaan, yang kesemuanya itu dilaksanakan sesuai dengan ajarannya Sekte Wahhabi yang membolehkan memenggal kepala orang yang menentang ajarannya.

original source: SAUDHOUSE

saud and rooseveltSaud & Roosevelt

Gerty + Ibn Saud Basrah 1916Ibn Saud & Gertrude Bell in Basrah 1916

Saud

Sumber : Facebook Huda Wae


Komentar»

1. Ardi - Jumat, 31 Juli, 2009

bagaimana dengan Ulama-ulama negara tersebut?
apakah sama dengan penguasa negara tersebut ?

Quito Riantori - Jumat, 31 Juli, 2009

@Ardi
Kerajaan Saudi didirikan atas kerjasama Ibn Saud dg Muhammad Ibn Abdul Wahhab dengan bantuan kerajaan Inggris. Jadi mereka setali tiga uang alias sama saja. Coba Anda baca artikel2 di blog ini yang terkumpul dalam kategori About Wahhabi-Salafy. Trims

2. 4sudut - Minggu, 2 Agustus, 2009

setelah baca tambah bingung….nih….

http://sudutp4nd4ng.wordpress.com

3. jebat - Selasa, 4 Agustus, 2009

sudah masanya untuk kita umat islam bertindak

4. sari - Rabu, 5 Agustus, 2009
Quito Riantori - Kamis, 6 Agustus, 2009

Udah baca belum? Wong aku tarok sumbernya di bawah artikel. Piye?
Situs2nya dihajar oleh Hacker bayaran Wahabi!
Tapi bisa liat juga di sini :
http://fariedwijdan.multiply.com/journal/item/93/Dinasti_Saud_dan_Yahudi_Ternyata_Satu_Nenek_Moyang._Benarkah

5. Don - Kamis, 6 Agustus, 2009

Wahabi memang teruk dan zalim.Kita pengikut Ahlul Bait mestilah selalu berdoa agar Islam yang benar terus terpelihara dan pergi jahanam dengan WAHABI dan Dinasti Saud.

6. Hidayat - Rabu, 12 Agustus, 2009

wah berarti yahudi telah lama menguasai dunia sebenar-benarnya. Tinggal melenyapkan satu persatu musuh-musuhnya….konspirasi yang sangat luar biasa…

http://beudeetrieng.wordpress.com/

7. Putri Malu - Jumat, 14 Agustus, 2009

Haramain dikuasai keturunan yahudi …

8. Adhyatnika - Minggu, 16 Agustus, 2009

Islam memang dari Arab, tapi Arab tidak sepenuhnya islam..Islam adalah rahmatan lil’alamiin…segala kezhaliman tentu tak akan mengundang keridloan Allah ..kita harus yakin Allah akan membukakan mana yang haq mana yang bathil…

9. MONIQUE - Kamis, 20 Agustus, 2009

dasar negara bandit.. perbudakan aja.. di hapuskan ..di sana th 1962…
( memalukan)pantesan mereka mengangap… tkw2 / tki..kita.. kayak budak aja…ternyata dari leluhur.. mereka… bener2.. sadis…,jahat..

10. Rahadian - Sabtu, 29 Agustus, 2009

Ijin re-post kang…
Nuhun

Quito Riantori - Senin, 31 Agustus, 2009

@Rahadian
Silahkan…

11. Mulkan Sinaga - Sabtu, 29 Agustus, 2009

Sudah lama saya heran kenapa nama si SAUD jadi nama semenanjung Arabia dengan sebutan Saudi Arabia. Paling tidak info anda ini telah mulai menjawab keheranan saya itu. Terima kasih. Mohon agar ditambahkan info sejenis.

Quito Riantori - Senin, 31 Agustus, 2009

@Mulkan Sinaga
Bung Mulkan bisa buka artikel2 sejenis pada kategori : All About Wahabism-Salafism di blog ini.
Terima kasih & salam

12. nejmia - Sabtu, 31 Oktober, 2009

nauzubillah min dzalik

13. Abi seumot - Sabtu, 7 November, 2009

baru kali ini gue tau kalau saudi arabia itu diambil dari nama saud laknatullaH a’laih..
dah brni pula dia ngku2 kturunan Nabi tapi aslinya kturunan yahudi..
mungkin org2 inilah yang tlah dijnjikan oleh Rasulullah kalau diakhir zaman akan ad org yang mengaku dari kturunanNya..
ayo sama2 kita dari para ahli bait untuk mendo’akan spaya kerajaan wahabi cpet hancur.

14. aryo - Selasa, 2 Februari, 2010

Semoga artikel ini memberi kesadaran bagi kaum muslimin yang membabi buta mengikuti ajaran wahabi.

15. ical - Minggu, 21 Februari, 2010

pelaku bid’ah dholalah yang nyata adalah bani su’ud dengan menamakan semenanjung arab menjadi saudi arabia yng tidak pernah dicontohkan oleh rosul.

16. Mulkan Sinaga - Jumat, 5 Maret, 2010

*Mauliate Bung Quito Riantori…
Saya sangat terbantu dengan info dari anda.

*=Terima kasih Bahasa Batak Toba

17. Mulkan Sinaga - Jumat, 5 Maret, 2010

*Mauliate Bung Quito Riantori…
Saya sangat terbantu dengan info dari anda.

*=Terima kasih Bahasa Batak Toba

18. abu - Selasa, 16 Maret, 2010

Assalamualaikum,
tidak disangka

19. siti - Sabtu, 8 Oktober, 2011

Pantas saja keluarga AlSaud begitu,,bagi mereka semuanya halal,,hampir semua pangeran dSini bermabuk mabukan,,,berjudi,,melecehkan wanita,,,menggunakan narkoba sampai membunuh,,tp Sungguh sangat keterlaluan,,mereka seperti”Lempar batu sembunyi tangan”,,keburukan yg mereka lakukan,,mereka lempar pada yg lain,,
Dan tanpa sepengetahuan dunia luar,,pemerintahan Saudi terlalu banyak berkorupsi,,

20. budi - Rabu, 12 Oktober, 2011

Kekejian-kekejiannya
wahabi dan
kemungkaran-
kemungkaran yang
dilakukannya berupa:
1. Mengkafirkan ummat
muslimin sebelumnya
selama 600 tahun lebih
(yakni 600 tahun sebelum
masa Ibnu Taimiyah dan
sampai masa Wahabi,
j…adi sepanjang 12 abad
lebih- pen).
2. Membakar kitab-kitab
yang relatif amat banyak
(termasuk Ihya ’ karya Al-
Ghazali)3. Membunuh
para ulama, orang-orang
tertentu & masyarakat
umum.
4. Menghalalkan darah
dan harta mereka
(karena dianggap kafir –
pen)
5. Melahirkan jisim bagi
Dzat Allah SWT.
6. Mengurangi keagungan
Nabi Muhammad s a w,
para Nabi & Rasul a s
serta para Wali r a
7. Membongkar makam
mereka dan menjadikan
sebagai tempat
membuang kotoran
(toilet).
8. Melarang orang
membaca kitab
“ DALAA’ILUL KHAIRAT”,
kitab Ratib dan dzikir-
dzikir, kitab-kitab maulid
Dziba ’.
9. Melarang membaca
Shalawat Nabi s a w
diatas menara-menara
setelah melakukan adzan,
bahkan telah membunuh
siapa yang telah
melakukannya.
10. Menyuap orang-orang
bodoh dengan doktrin
pengakuan dirinya
sebagai nabi dan
memberi pengertian
kepada mereka tentang
kenabian dirinya dengan
tutur kata yang manis.
11. Melarang orang-orang
berdo ’a setelah selesai
menunaikan sholat.
12. Membagi zakat
menurut kemauan hawa
nafsunya sendiri.
13. Dia mempunyai i’tikad
bahwa Islam itu sempit.
14. Semua makhluk
adalah syirik.
15. Dalam setiap khutbah
dia berkata bahwa
bertawasul dengan para
Nabi, Malaikat dan para
Wali adalah kufur.
16. Dia mengkafirkan
orang yang mengucapkan
lafadz: “maulana atau
sayyidina” terhadap
seseorang tanpa
memperhatikan firman
Allah yang berbunyi:
“ Wasayyidan” dan sabda
Nabi s a w kepada kaum
Anshar: “Quumuu li
sayyidikum”, kata sayyid
didalam hadits ini adalah
shahabat Sa ’ad bin
Mu’adz.
17. Dia juga melarang
orang ziarah ke makam
Nabi s a w dan
menganggap Nabi s a w
itu seperti orang mati
lainnya.
18. Mengingkari ilmu
Nahwu, lughat dan fiqih,
bahkan melarang orang
untuk mempelajarinya
karena ilmu-ilmu tsb
dianggap bid ’ah.
Dari ucapan dan
perbuatan-perbuatannya
itu jelas bagi kita untuk
menyakini bahwa dia
telah keluar dari kaidah-
kaidah Islamiyah, karena
dia telah menghalalkan
harta kaum muslimin
yang sudah menjadi ijma’
para ulama
salafushsholeh tentang
keharamannya atas dasar
apa yang telah diketahui
dari agama, mengurangi
keagungan para Nabi dan
Rasul, para wali dan
orang-orang sholeh,
dimana menurut ijma’
ulama’ keempat mazhab
Ahlissunnah wal jama’ah /
mazhab Salafushsholeh
(yang asli – pen) bahwa
mengurangi keagungan
seperti itu dengan
sengaja adalah kufur,
demikian kata sayyid Alwi
Al-Haddad ”.
Dia berusia 95 tahun
ketika mati dengan
mempunyai beberapa
orang anak yaitu
Abdullah, Hasan, Husain
dan Ali mereka disebut
dengan AULADUSY
SYEIKH atau PUTRA-
PUTRA MAHA GURU
AGUNG (menurut
terminologi yang mereka
punyai ini adalah bentuk
pengkultusan-individu,
mengurangi kemuliaan
para Nabi dan Rasul tapi
memuliakan dirinya
sendiri – dimana
kejujurannya? – pen).
Mereka ini mempunyai
anak cucu yang banyak
dan kesemuanya itu
dinamakan AULADUSY
SYEIKH sampai sekarang.
Catatan: Kalau melihat 18
point doktrin Wahabi
diatas maka jelaslah
bahwa Muhammad bin
Abdul Wahhab adalah
seorang preman dan
petualang akidah serta
sama sekali tidak dapat
digolongkan bermazhab
Ahlissunnah Wal Jama ’ah
atau mazhab Salafush-
Sholeh.
Ada lagi doktrin yang
tidak disebutkan oleh
penulis diatas yaitu:
1. Melarang penggunaan
alat pengeras untuk
adzan atau dakwa atau
apapun.
2. Melarang penggunaan
telpon.
3. Melarang
mendengarkan radio dan
TV
4. Melarang melagukan
adzan.
5. Melarang melagukan /
membaca qasidah
6. Melarang melagukan
Al Qur ’an seperti para
qori’ dan qari’ah yakni
yang seperti dilagukan
oleh para fuqoha
7. Melarang pembacaan
Burdah karya imam Busiri
rahimahullah
8. Melarang mengaji
“ sifat 20″ sebagai yang
tertulis dalam kitab
Kifatayul Awam, Matan
Jauharatut Tauhid, Sanusi
dan kitab-kitab Tauhid
Asy ’ari / kitab-kitab
Ahlussunnah Wal Jama’ah,
karena tauhid kaum
Wahabi berkisar Tauhid
“ Rububiyah & uluhiyah”
saja.
9. Imam Masjidil Haram
hanya seorang yang
ditunjuk oleh institusi
kaum Wahabi saja,
sedang sebelum Wahabi
datang imam masjidil
Haram ada 4 yaitu terdiri
dari ke 4 madzhab
Ahlussunnah yaitu Hanafi,
Maliki, Syafi ’i dan
Hanbali. Inilah, apakah
benar kaum Wahabi
sebagai madzhab
Ahlissunnah yang
melarang madzhab
Ahlussunnah?. Tepatnya,
Wahabi adalah:
“ MADZHAB YANG
MENGHARAMKAN
MADZHAB ”.
10. Melarang perayaan
Maulid Nabi pada setiap
bulan Rabiul Awal.
11. Melarang perayaan
Isra ’ Mi’raj yang biasa
dilaksanakan setiap
malam 27 Rajab, jadi
peraktis tidak ada hari-
hari besar Islam, jadi
agama apa ini kok kering
banget?
12. Semua tarekat sufi
dilarang tanpa kecuali.
13. Membaca dzikir “La
Ilaaha Illallah” bersama-
sama setelah shalat
dilarang
14. Imam dilarang
membaca Bismillah pada
permulaan Fatihah dan
melarang pembacaan
Qunut pada shalat subuh.
Doktrin-doktrin Wahabi
ini tidak lain berasal dari
gurunya Muhammad bin
Abdul Wahhab yakni
seorang orientalis Inggris
bernama Hempher yang
bekerja sebagai mata-
mata Inggris di Timur
Tengah guna mengadu
domba kaum muslimin.
Imprealisme /
Kolonialisme Inggris
memang telah berhasil
mendirikan sekte-sekte
bahkan agama baru
ditengah ummat Islam
seperti Ahmadiyah dan
Baha ’i. Jadi Wahabiisme
ini sebenarnya bagian
dari program kerja kaum
kolonial.
Mungkin pembaca
menjadi tercenggang
kalau melihat nama-
nama putra-putra
Muhammad bin Abdul
Wahhab yaitu Abdullah,
Hasan, Husain dan Ali
dimana adalah nama-
nama yang tekait dekat
dengan nama tokoh-
tokoh ahlilbait, hal ini
tidak lain putra-putranya
itu lahir sewaktu dia
belum menjadi rusak
karena fahamnya itu dan
boleh jadi nama-nama itu
diberikan oleh ayah dari
Muhammad bin Abdul
Wahhab yang adalah
seorang sunni yang baik
dan sangat menentang
putranya setelah
putranya rusak fahamnya
dan demikian pula
saudara kandungnya yang
bernama Sulaiman bin
Abdul Wahhab sangat
menentangnya dan
menulis buku tentangan
kepadanya yang
berjudul :”ASH-
SHAWA’IQUL ILAHIYAH
FIRRADDI ALA
WAHABIYAH ”. Nama-
nama itu diberikan oleh
ayahnya tidak lain untuk
bertabaruk kepada para
tokoh suci dari para
ahlilbait Nabi s a w.
Kemudian nama-nama itu
tidak muncul lagi dalam
nama-nama orang yang
sekarang disebut-sebut
atau digelari Auladusy
Syaikh tsb.
Diantara kekejaman dan
kejahilan kaum Wahabi
adalah meruntuhkan
kubah-kubah diatas
makam sahabat-sahabat
Nabi s a w yang berada di
Mu’ala (Makkah), di Baqi’
& Uhud (Madinah)
semuanya diruntuhkan
dan diratakan dengan
tanah dengan
mengunakan dinamit
penghancur. Demikian
juga kubah diatas tanah
dimana Nabi s aw
dilahirkan, yaitu di Suq al
Leil di ratakan dengan
tanah dengan
menggunakan dinamit
dan dijadikan tempat
parkir onta. Saat ini
karena gencarnya
desakan kaum muslimin
international maka
kabarnya dibangun
perpustakaan. Benar-
benar kaum Wahabi itu
golongan paling jahil
diatas muka bumi ini.
Tidak pernah menghargai
peninggalan sejarah dan
menghormati nilai-nilai
luhur Islam Semula
Alkubbatul Khadra atau
kubah hijau dimana Nabi
Muhammad s a w
dimakamkan juga akan
didinamit dan diratakan
dengan tanah tapi karena
ancaman international
maka orang-orang biadab
itu menjadi takut dan
mengurungkan niatnya.
Semula seluruh yang
menjadi manasik haji itu
akan dimodifikasi
termasuk maqom Ibrahim
akan digeser tapi karena
banyak yang menentang
termasuk Sayyid
Almutawalli Syakrawi
dari Mesir maka
diurungkannya.
Setelah saya memposting
tentang Wahabi ini
seorang ikhwan mengirim
email ke saya melalui
Japri dan mengatakan
kepada saya bahwa
pengkatagorian Wahabi
sebagai kelompok
Khawarij itu kurang
lengkap, karena Wahabi
tidak anti Bani Umaiyah
bahkan terhadap Yazid
bin Muawiyah pun
membelanya. Dia
memberi difinisi kepada
saya bahwa Wahabi
adalah gabungan sekte-
sekte yang telah
menyesatkan ummat
Islam, terdiri dari
gabungan Khawarij, Bani
Umaiyah, Murji ’ah,
Mujassimah,
Musyabbihah dan
Hasyawiyah. Teman itu
melanjutkan jika anda
bertanya kepada kaum
Wahabi mana yang lebih
kamu cintai kekhalifahan
Bani Umaiyah atau
Abbasiyah, mereka pasti
akan mengatakan lebih
mencintai Bani Umaiyah
dengan berbagai macam
alasan yang dibuat-buat
yang pada intinya
meskipun Bani Abbas
tidak suka juga pada
kaum alawi tapi masih
ada ikatan yang lebih
dekat dibanding Bani
Umaiyah, dan Bani
Umaiyah lebih dahsyat
kebenciannya kepada
kaum alawi, itulah
alasannya.
Wahai saudaraku yang
budiman, waspadalah
terhadap gerakan
Wahabiyah ini mereka
akan melenyapkan semua
mazhab baik Sunni
(Ahlussunnah Wal
Jama ’ah) maupun Syi’ah,
mereka akan senantiasa
mengadu domba kedua
mazhab besar. Sekali lagi
waspadalah dan
waspadalah gerakan ini
benar-benar berbahaya
dan jika kalian lengah,
kalian akan terjengkang
dan terkejut kelak.
Gerakan ini dimotori oleh
juru dakwa – juru dakwa
yang radikal dan ekstrim,
yang menebarkan
kebencian dan
permusuhan dimana-
mana yang didukung oleh
keuangan yang cukup
besar (petro-dollar).
Kesukaan mereka
menuduh golongan Islam
yang tak sejalan dengan
mereka dengan tuduhan
kafir, syirik dan ahlil
bid ’ah, itulah ucapan
yang didengung-
dengungkan disetiap
mimbar dan setiap
kesempatan, mereka tak
pernah mengakui jasa
para ulama Islam
manapun kecuali
kelompok mereka sendiri.
Di negeri kita ini mereka
menaruh dendam dan
kebencian mendalam
kepada para Wali Songo
yang menyebarkan dan
meng Islam kan penduduk
negeri ini. Diantaranya
timbulnya fitnah perang
padri yang penuh
kekejian dan kebiadaban
persis seperti ketika Ibnu
Sa ’ud dan Ibnu Abdul
Wahab beserta kaumnya
menyerang haramain.
Mereka mengatakan
ajaran para wali itu
masih tercampur
kemusyrikan Hindu dan
Budha, padahal para Wali
itu jasanya telah meng
Islam kan 90 % penduduk
negeri ini. Mampukah
wahabi-wahabi itu meng
Islam kan yang 10 %
sisanya?
Mempertahankan yang 90
% dari terkapan orang
kafir saja tak bakal
mampu, apalagi mau
menambah 10 % sisanya.
Jika bukan karena
Rahmat Allah yang
mentakdirkan para Wali
Songo untuk berdakwa ke
negeri kita ini tentu
orang-orang yang asal
bunyi dan menjadi corong
bicara kaum wahabi itu
masih berada dalam
kepercayaan animisme,
penyembah berhala atau
masih kafir lainnya
(Naudzu Billah min
Dzalik).
Klaim Wahabi bahwa
mereka penganut As-
Salaf, As-Salafushsholeh
dan Ahlussunnah wal
Jama ’ah serta sangat
setia pada keteladanan
sahabat dan tabi ’in
adalah omong kosong dan
suatu bentuk
penyerobotan HAK PATEN
SUATU MAZHAB. Mereka
bertanggung jawab
terhadap hancurnya
peninggalan-pininggalan
Islam sejak masa Rasul
suci Muhammad s a w,
masa para sahabatnya r a
dan masa-masa setelah
itu. Meraka
menghancurkan semua
nilai-nilai peninggalan
luhur Islam dan
mendatangkan arkeolog-
arkeolog (ahli-ahli
purbakala) dari seluruh
dunia dengan biaya
ratusan juta dollar untuk
menggali peninggalan-
peninggalan pra Islam
baik yang dari kaum
jahiliyah maupun
sebelumnya dengan dalih
obyek wisata dsb.
Mereka dengan bangga
setelah itu menunjukkan
bahwa zaman pra Islam
telah menunjukkan
kemajuan yang luar
biasa, maka jelaslah
penghancuran nilai-nilai
luhur peninggalan Islam
tidak dapat diragukan
lagi merupakan
pelenyapan bukti sejarah
hingga timbul suatu
keraguan dikemudian
hari.Oleh karena itu
janganlah dipercaya
kalau mereka mengaku-
ngaku sebagai faham
yang hanya berpegang
pada Al Qur ’an dan As-
Sunnah serta
keteladanan
Salafushsholeh apalagi
mengaku sebagai
GOLONGAN YANG
SELAMAT DSB, itu semua
omong kosong dan kedok
untuk menjual barang
dagangan berupa akidah
palsu yang
disembunyikan. Sejarah
hitam mereka dengan
membantai ribuan kaum
muslimin di Makkah dan
Madinah serta daerah
lain di wilayah Hijaz (yang
sekarang di namakan
Saudi, suatu nama bid ’ah
karena nama negeri
Rasulullah s a w diganti
dengan nama satu
keluarga kerajaan yaitu
As-Sa ’ud). Yang terbantai
itu terdiri dari para
ulama-ulama yang sholeh
dan alim, anak-anak yang
masih balita bahkan
dibantai dihadapan
ibunya.

21. MUXLIMO - Selasa, 3 Juli, 2012

Informasi di sini saya jadikan referensi http://www.kaze-kate.org/2012/05/ciri-arsitektur-peradaban-dajjal.html. Memang benar, sumber2 lainnya banyak yang dicekal.

22. M. Fuad Shulkhan Tsania - Jumat, 24 Agustus, 2012

assalamualaikum wr. wb.
untuk kekejaman kaum wahhabi di saudi arabia bagi kami memang sudah terdengar lama. karena di daerah kami, Desa Sedan, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang, jawa tengah, pada sekitar tahu 60an – 70 an kedatangan seorang syech ulama’ dari daerah Hadramaut yang berhijrah ke daerah kami karena dikejar-kejar oleh kaum wahhabi karena beliau berfaham ahlusunnah seperti kebanyakan ummat islam saat ini. beliau terpaksa keluar dari tanah kelahirannya karena harus menyelamatkan jiwa dan akidah yang beliau yakini. dan di daerah yang baru ini, beliau menjadi tokoh yang dihormati dan melangsungkan syi’ar islam di daerah sekitar, hingga daerah Lasem, Sarang, Pamotan, Sale Pancur dan daerah lainnya. disini beliau dipanggil Mbah Ndoro, dan setelah wafat beliau dimakamkan di Desa Sidorejo yang masuk daerah Sedan Juga. untuk mengenang jasa beliau, setiap tanggal 23 Syura (Muharram), diadakan Haul untuk mengenang perjuangan dan syi’ar yang beliau lakukan. anda bisa membuktikannya sendiri disini setiap tanggal 23 Muharram.
(diceritakan oleh seorang murid beliau)

23. allwy - Rabu, 9 Januari, 2013

saud saud, namanya dah jelek gitu dpakai untuk menyalin semenanjung arab. dasar saud.
keren infonya terima kasih


Tinggalkan Balasan ke ical Batalkan balasan