jump to navigation

AFORISMA-AFORISMA IMAM KHOMEINI QS Senin, 14 Mei, 2012

Posted by Quito Riantori in Bilik Renungan, Mutiara Kearifan, Tasawwuf.
2 comments


(1) Mempercayai Sesuatu Secara Intelektual adalah Satu Hal dan Meyakininya adalah Hal Lain.

(2) Keyakinan tidak dpt diperoleh melalui argumen. Bukan berarti argumen tdk berguna. Argumen tetap diperlukan. Tetapi hanya sebatas utk memahami masalah keesaan Allah menurut kapasitas akal. Mempercayainya adalah langkah berikutnya.

(3) Manusia secara RASIONAL mungkin dpt mengerti suatu kebenaran, namun karena tak benar2 MEMPERCAYAINYA mereka tidak akan bertindak sesuai dg kebenaran tsb. (lebih…)

Jangan Putus Asa Dari Kasih Sayang Tuhan Selasa, 3 April, 2012

Posted by Quito Riantori in Bilik Renungan, Tasawwuf.
add a comment

Seseorg dtg kpd Rasulullah Saw lalu berkata, “Ya Rasulullah..aku ini seorg pendosa..”

Rasulullah bersabda kpdnya, “Mohon ampunlah kpd Allah..”

Si pendosa berkata, “Aku sdh bertaubat, tapi kuulangi lg perbuatan dosa tsb, ya Rasul..”

Rasulullah : “Setiap kali kau berbuat dosa bersegeralah bertaubat kpd Allah.”

Si pendosa : “Bukankah jika begitu kian bertambah dosa2ku?” (lebih…)

APA ITU KETERTIPUAN (GHURUR)? Kamis, 16 Februari, 2012

Posted by Quito Riantori in Bilik Renungan, Tasawwuf.
2 comments

Ghurur artinya tertipu. Ketertipuan ini disebabkan oleh bayangan/khayalan/perasaan kita thd diri kita sendiri. Perasaan/khayalan dan bayangan ini tercipta dari gambaran keinginan ego/nafsu kita sendiri, seperti yg saya ceritakan ttg org yg MERASA/MEMBAYANGKAN/MENGKHAYALKAN bhw dirinya tawadlu’, padahal semua itu cuma gambaran yg diciptakan ego kita sendiri.

Imam Ja’far al-Shadiq as memberikan wejangan :
(lebih…)

Harap dan Takut Jumat, 10 Februari, 2012

Posted by Quito Riantori in Berita Buku, Breaking News, Tasawwuf.
add a comment

“Berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan harap.
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat
kepada orang-orang yang berbuat ihsan”
[Surat Al-A’Raff : 56].

Salah seorang sahabat dekat Imam al-Shadiq as bertanya kepada beliau, “Apa saja yang disebutkan di dalam wasiat Luqman?” Imam menjawab,”Ada beberapa hal yang sangat mengagumkan di dalam wasiat itu, namun yang paling mengagumkan dari apa yang dikatakan kepada puteranya adalah : Takutlah kepada Allah sedemikian rupa sehingga engkau merasa jika engkau datang kepada-Nya dengan kebaktian (birr) seluruh manusia dan jin (tsaqalain), Dia akan tetap menghukummu. Dan berharaplah kepada Allah dengan harapan yang sedemikian sehingga engkau merasa jika engkau datang kepada-Nya dengan dosa seluruh manusia dan jin, Dia akan tetap mengasihimu”, Lalu Abu ‘Abdullah (Imam al-Shadiq as) menambahkan, “Yang ada pada hati seorang mu’min hanya ada dua cahaya : cahaya takut dan cahaya harap. Jika ditimbang yang satu tidak lebih berat dari yang lainnya (seimbang)”
(Buku Jalan Penghambaan)

http://www.bukukita.com/Agama/Islam/90766-Jalan-Penghambaan.html

Jalan Penghambaan Selasa, 29 Maret, 2011

Posted by Quito Riantori in Artikel, Bilik Renungan, Tasawwuf.
2 comments


Ibadah, bagi sebagian besar orang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Hanya saja bagi mereka menjadi semacam beban yang lambat laun kehilangan ruh dan maknanya. Ibadah ritual sekadar menjadi suatu rutinitas yang kering dan tidak memiliki potensi mengubah pribadi bahkan moral bagi pelakunya. Padahal, sejatinya seperti shalat, bisa menjadi media untuk membentuk pribadi yang luhur dan mulia. (lebih…)

Mencintai Diri Sendiri. Bolehkah? Jumat, 19 Maret, 2010

Posted by Quito Riantori in Artikel, Bilik Renungan, Kearifan Universal, Tasawwuf.
2 comments

“Tidaklah beiman seseorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” ~ Rasulullah saww, Hadits Riwayat al-Tirmidzi

ADA keyakinan luas bahwa mencintai orang lain adalah baik, sementara mencintai diri sendiri adalah buruk. [1]

Juga ada anggapan bahwa cinta pada diri  sendiri sama dengan mementingkan diri sendiri. [2] (lebih…)

Meremehkan Shalat Menurut Muthahhari Rabu, 21 Oktober, 2009

Posted by Quito Riantori in Artikel, Bilik Renungan, Tasawwuf.
13 comments

1348_blog

Ummu Hamidah bercerita kepada Abu Bashir bahwa menjelang wafat, Imam al-Shadiq as memanggil keluarga dan kerabatnya. Setelah semua berkumpul dan duduk di sisinya, Imam membuka mata, memandangi mereka, lalu berkata, “Syafaat kami tidak akan pernah sampai kepada orang yang meremehkan shalat.”
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Imam menghadap Kekasih Agung. Imam tidak mengatakan, “Syafaatku tidak akan sampai kepada orang yang meninggalkan shalat.” (lebih…)

Rahasia Menyucikan Diri Selasa, 16 Juni, 2009

Posted by Quito Riantori in Bilik Renungan, Kearifan Universal, Tasawwuf.
2 comments

Imam-Khomeini1

Satrio Pinandito Motinggo

“A learned man who is not cleansed is more dangerous than an ignorant man.” [Imam Khomeini qs (1900 – 1989)]

Imam Khomeini, pemimpin spiritual Islam, pernah mengatakan, ”Seorang terpelajar yang tidak bersih (hatinya) lebih berbahaya ketimbang seorang jahil” 81] (lebih…)

Zikir Dapat Mengusir Setan Jumat, 12 Juni, 2009

Posted by Quito Riantori in All About Zikir, Bilik Renungan, Tasawwuf.
1 comment so far

tasbih5

Imam Ali as berkata : “Zikir kepada Allah itu dapat mengusir setan” (Mizan al-Hikmah 3 : 420)

ZIKIR kepada Allah dapat mengenyahkan segala bentuk unsur negatif termasuk setan. Setan yang di dalam bahasa Arab berakar dari kata “syathana” memiliki arti : menyalahi atau menjauhi, adalah salah satu makhluk yang berani menentang perintah Allah SwT, yaitu bersujud kepada Adam as. Karena itulah ia dikatakan menyalahi perintah Allah, yang berakibat secara langsung menjadi jauh dari Rahmat-Nya, dari Kasih Sayang-Nya. Na’udzubillah. Sejak ia menjauhkan dirinya dari Rahmat Allah, ia diusir dari Surga dan menjadi makhluk-Nya yang dikutuk Allah ‘Azza wa Jalla. (lebih…)

Menyembunyikan Ibadah Rabu, 10 Juni, 2009

Posted by Quito Riantori in Bilik Renungan, Tasawwuf.
add a comment

flower1

Rasulullah saww bersabda, “Sesungguhnya para Wali Allah itu lebih suka  dengan keadaan sebagai seorang hamba mu’min yang sedikit harta bendanya, perhatiannya selalu tertuju kepada  Shalat, dan mereka selalu memperbaiki (menyempurnakan) ibadah mereka kepada Tuhannya. Mereka senantiasa menyembunyikan ketaatan mereka, sehingga jika mereka berada di tengah-tengah manusia, mereka sering tidak dihargai manusia” 54] (lebih…)